IQNA

Kesatuan Quran, Filsafat dan Irfan Dalam Pemikiran Allamah Thabathabai

11:02 - September 29, 2011
Berita ID: 2195387
Moh. Fanai Esykuariy: Kita menyaksikan dengan sangat jelas dalam berbagai karya Allamah Thabathabai sebuah pemikiran yang digagas oleh Mulla Sadra tentang kesatuan Al Quran, Filsafat dan Irfan
Dr. Fanai Esykuariy, anggota Senat Ilmiah di Yayasan Pendidikan dan Penelitian Imam Khomeini dalam wawancaranya dengan IQNA menyampaikan hal itu dan menambahkan, bahwa Allamah adalahpenerus pemikiran Hikmah Mutaaliyah Mulla Sadra yang pemikirannya paling dekat dengan ajaran Syiah.

Menurutnya ciri khas lain dari pemikiran Mulla Sadra adalah menggunakan metode dan pendekatan beragam dalam penjelasan akidah; yakni akal, wahyu dan syuhud irfani yang merupakan tiga sumber resmi untuk mendapatkan makrifah dan mengupayakan untuk menyatukan ketiganya.

Fanai menegaskan, bahwa Allamah Thabathabai adalah seorang yang sangat memberikan perhatian pada Al Quran sehingga kita saksikan tafsir Al Mizan sebagai karya beliau yang merupakan sebuah tafsir yang paling mendalam serta konprehensif hingga saat ini.

Disamping itu beliau adalah seorang pengajar yang telah berhasil mendidik kader dan menyusun buku yang hingga saat ini dijadikan buku pegangan dalam bidang filsafat, tambahnya.

Adapun di bidang Irfan karya terbaik beliau adalah buku yang beliau judul "Risalatul Wilayah" jelasnya.

Fanai juga menambahkan, bahwa yang dapat kita petik dari berbagai karangan Allamah adalah bahwa beliau seorang ahli fikir, filosof, sair wa suluk, dan mufassir.

Masalah ini menjadi jelas urgensinya di saat kita saksikan sepanjang sejarah kita temukan beberapa kelompok ulama yang saling mengambil jarak dari lainnya dan saling meremehkan karena beda aliran pemikiran dan metodologi, sebut saja misalnya antara para filosof dengan ahli kalam begitu juga mereka dengan ahli irfan, tegasnya.

Tapi dalam pemikiran Islam Syiah dengan pendekatan Hikmah Mutaaliyah hal itu dapat dihindari dan beliau meyakini, bahwa semuanya memiliki akar di dalam Al Quran sehingga tidak perlu dipertentangkan, bahkan saling mendukung satu dengan lainnya, tambahnya.

Sebagai contoh atas hal itu menurutnya di dalam Al Quran kita dapati banyak ayat yang berbunyi senada yang memuji orang-orang yang menggunakan akalnya dan menyebutkannya sebagai ulul albab begitu juga mengajak kita mengoptimalkan ketiga unsur tersebut, misalnya ayat yang berbunyi: "Wallahu akhrajakum min buthuni ummahatikum lata'lamuna syay an wa ja'ala lakumus sam'a wal abshara wal af idati la'allakum tasykurun" yang artinya; Dan Kami keluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa kemudian menjadikan untuk kalian pendengaran, mata dan hati agar kalian bersyukur.

Di dalam ayat ini Allah menegaskan, bahwa untuk mendapatkan pengetahuan itu diperlukan indera luar, seperti mata dan telinga kemudian indra batin yaitu hati atau akal.

Begitu juga dalam surah Al Anfal ayat 22 Allah SWT menyebutkan, bahwa sejeke-jelek hamba adalah yang tidak menggunakan akal, mata dan pendengaran.

Sedangkan di surah Al Baqarah 282 Allah SWT menjelaskan kepada kita perlunya alat batin untuk mendapatkan pengetahuan, seperti firman-Nya "Wattaqullah wa yu'allimukumullah" dan bertakwalah kalian kepada Allah niscaya Allah akan memberikan pengetahuan kepada kalian.

Terakhir Allah juga menyebutkan dalam surah Fushshilat yang senada dengan hal itu, tambahnya.

868088
captcha